12 Februari 2010, tanggal yang akan
selalu diingat oleh warga Jogja, khususnya oleh Brajamusti, wadah
suporter PSIM Jogjakarta. Bagaimana tidak, di hari Jumat sore itu
Brajamusti diberondong tembakan gas air mata oleh Brimob dikala
Brajamusti bersorak dan bernyanyi mendukung PSIM berlaga melawan saudara
muda mereka PSS Sleman.
Pertandingan PSIM kontra PSS sebenarnya
berjalan sangat seru. Jual beli serangan diperagakan oleh pemain dari
kedua kesebelasan. Brajamusti bersorak ketika PSIM mencetak gol lewat
kaki pemain baru mereka. Namun, gol tersebut dibalas pada babak kedua
oleh PSS. Slemania yang datang bertandang ke stadion Mandala Krida mulai
bersorak dan bernyanyi.
Sekitar menit 60-an, petaka itupun
muncul. Ada oknum provokator di barisan Brajamusti yang melempar batu ke
lapangan. Menurut beberapa sumber, batu yang dilempar mengenai anggota
Brimob yang sedang bertugas (namun hal ini banyak disanksikan). Keadaan
mulai brutal ketika petugas Brimob memukul mundur Brajamusti yang
menonton / memanjat pagar pembatas. Tindakan overacting pun dilakukan
oleh Brimob dengan menembakkan gas air mata ke arah Brajamusti yang
tengah bersemangat bersorak bernyanyi mendukung PSIM. Tidak hanya
sekali, tercatat ada 7 tembakan gas air mata yang ditembakkan ke arah
Brajamusti di tribun timur. Tembakan itupun sontak membuat Brajamusti
lari melindungi diri dari kepulan asap gas air mata. Anehnya, pintu
tribun yang dibuka hanya ada 1 pintu, itupun pintu di tribun sebelah
selatan. Hal ini membuat Brajamusti membubarkan diri dan lari ke dalam
lapangan untuk melindungi diri dan menyebabkan pertandingan dihentikan
oleh wasit, tepatnya di menit 63.

Setelah keadaan di stadion mulai reda
karena Brajamusti membubarkan diri dari stadion, ternyata keributan
tidak berhenti. Penyerangan aparat ke Brajamusti di wisma PSIM dengan
dalih pembubaran massa berlangsung brutal. Banyak korban dan motor rusak
dalam kejadian tersebut. Marjono (kapten Tim PSIM) juga sempat terkena
pukulan rotan aparat. Keadaan mulai sedikit tenang ketika TNI datang
untuk menetralisir keadaan. Kejadian ini berlangsung lama hingga sekitar
pukul 21.00 WIB. Lambat laun, situasi di sekitar stadion Mandala Krida
mulai kondusif.
Dalam hal ini, sangat tidak benarkan
apabila seorang suporter melempar batu/benda ke arah lapangan, karena
bisa memicu kerusuhan, kecuali apabila melempar batu merupakan sesuatu
hal yang dibenarkan oleh suporter Indonesia. Brimob juga berlaku
overacting sehingga suporter menjadi ricuh dan masuk ke lapangan.
Seharusnya tembakan gas air mata tidak perlu dilakukan karena justru
memperkeruh suasana. Brimob bisa saja menyeret oknum provokator tanpa
berlaku overacting.
Apapun itu, semua telah terjadi. Tanggal
12 Februari 2010 menjadi salah satu sejarah persepakbolaan di Jogja.
Semoga dengan berjalannya waktu semua berubah menjadi lebih baik.
-
Laga lanjutan PSIM vs PSS diselenggarakan di lapangan AAU Jogjakarta
dengan kemenangan PSIM 2 : 1 PSS -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar